Minggu, 14 Desember 2014

Rencana pengembangan ODTW Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I

RINGKASAN

Pada saat ini, pariwisata merupakan sebuah sektor yang cukup berkembang. Bagi sebuah daerah, kemajuan bidang pariwisata mampu memberikan dampak positif bagi masyarakat dan sebuah daerah. Kabupaten Karanganyar di provinsi Jawa Tengah banyak sekali memiliki atraksi wisata terutama wisata alam. Pariwisata alam biasanya dilakukan di kawasan konservasi yang memang bertujuan untuk menjaga kelestarian alam. Taman Hutan Raya adalah kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa yang alami atau bukan alami, jenis asli dan atau bukan asli, yang dimanfaatkan bagi kepentingan penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, menunjang budidaya, budaya, pariwisata dan rekreasi alam. Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I, merupakan satu-satunya Taman Hutan Raya yang berada di provinsi Jawa Tengah. Selama ini, pengunjung TAHURA lebih banyak memanfaatkan fungsi rekreasi dan fungsi-fungsi lain yang ada pada TAHURA dikesampingkan. Penelitian ini mencoba untuk mengungkap lebih dalam tentang potensi yang masih bisa dikembangkan di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I untuk mengoptimalkan fungsi pelestarian, pendidikan.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian deskriptif kualitatif sehingga dapat diketahui bagaimanakah potensi pengembangan pariwisata TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I. Adapun sumber data yang digunakan adalah data primer dan data sekunder. Data primer  diperoleh melalui wawancara dengan narasumber. Sedangkan data sekunder berasal dari dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penelitian. Metode penarikan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Purposive sampling yaitu mengambil sampel dengan menentukan key informant yang dipandang paling tepat sebagai sumber data sesuai permasalahan yang diteliti. Teknik pengumpulan data yaitu dengan cara wawancara, observasi dan dokumentasi. Validitas data dilakukan dengan trianggulasi data, dimana peneliti menggunakan sumber data yang berbeda-beda di dalam penelitian sehingga sumber data yang satu dan yang lainnya dapat melengkapi. Analisis data di dalam penelitian kualitatif menggunakan reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan dan verifikasi.

Pengembangan obyek dan daya tarik wisata Taman Hutan Raya Mangkunegoro I dilihat dari berbagai aspek seperti atraksi, amenitas, sarana-prasarana, infrastruktur, SDM pengelola serta visitor management. Pengelolaan yang tepat dijalankan di TAHURA adalah eduwisata. Eduwisata merupakan alternatif dalam mewujudkan pengelolaan pariwisata yang sustainable. Selain itu penerapan eduwisata dalam sebuah rancangan ODTW juga turut berkontribusi terhadap peningkatan mutu modal masyarakat lokal seperti sosio-kultur dan atitut dalam menjalankan bisnis pariwisata. Atraksi-atraksi serta objek-objek yang berada di dalam domain eduwisata sangat mendukung para wisatawan yang datang dengan tujuan ingin memperoleh banyak pengetahuan. TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I, berpotensi besar untuk dikembangkan sebagai pusat eduwisata. Dibutuhkan dukungan dan kerjasama dari stakeholder yang terkait untuk mewujudkan hal itu.


BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kabupaten Karanganyar memiliki kekayaan sumber daya alam hayati yang cukup tinggi. Kekayaan sumber daya alam hayati tersebut terdiri dari hutan, keanekaragaman flora dan fauna beserta ekosistem di dalamnya. Dengan bekal potensi kekayaan sumber daya alam tersebut, dapat dikembangkan dan dimanfaatkan demi kemaslahatan rakyat. Salah satu pemanfaatan yang dapat dilakukan terhadap kekayaan sumber daya alam hayati yaitu melalui jalan pengembangan obyek dan daya tarik wisata.
Pengembangan obyek dan daya tarik wisata yang terkait dengan alam sering disebut dengan istilah ekowisata. Tujuan yang dikandung dari ekowisata adalah untuk memberikan pengetahuan kepada wisatawan mengenai alam, flora, fauna dan ekosistem. Konsep pariwisata ini biasa dikenal dengan pariwisata alam, yaitu melakukan perjalanan dengan tujuan untuk meningkatkan pengetahuan tentang alam dan menjaga kelestarian alam. Bentuk pengembangan pariwisata alam biasanya dilakukan dengan pengembangan Taman Nasional, Taman Hutan Raya dan Taman Wisata Laut.
Berkaitan dengan pelaksanaan pembangunan obyek wisata alam, Provinsi Jawa Tengah memiliki sebuah kawasan hutan yang telah dioptimalisasi sebagai kawasan pelestarian alam, pendidikan dan rekreasi yaitu di Taman Hutan Raya (TAHURA) K.G.P.A.A Mangkunegoro I, Kabupaten Karanganyar. Taman Hutan Raya tersebut telah ditetapkan melalui Keputusan Menteri Kehutanan dan Perkebunan No. 849/Kpts-II/1999 tanggal 11 Oktober 1999.
Perkembangan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I semakin berkembang. Ditandai dengan jumlah wisatawan yang datang dan penambahan fasilitas wisata di sana. Namun yang sangat disayangkan, bahwa fungsi TAHURA yang diharapkan mampu menjadi kawasan pelestarian alam untuk menunjang pendidikan, pariwisata dan rekreasi seakan hilang. Hal ini terbukti dari penelitian tahun 2007, yang memperlihatkan motif wisatawan untuk datang ke TAHURA hanya sekedar untuk rekreasi (lihat tabel 1.1).
Tabel 1.1
Alasan wisatawan untuk datang ke TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I

NO
Motif Berwisata
Jumlah Responden
Prosentase (%)
1
Pemandangan Bagus, Indah
42
39,62
2
Udara segar, bersih sejuk
26
24,53
3
Tanamannya banyak, asri dan alami
  9
  8,49
4
Tempat rekreasi yang dekat, strategis
  9
  8,49
5
Tempatnya nyaman, bagus
 6
  5,66
6
Adanya bumi perkemahan
 5
        4,72
7
Baik untuk penelitian & wisata
 5
  4,72
8
Ada satwanya
            4
  3,77


106
100
    Sumber : Pramono, 2007

Gagasan Pemikiran
Berangkat dari latar belakang di atas dan untuk memenuhi tuntutan terhadap kawasan TAHURA sebagai kawasan pelestarian alam, maka diperlukan sebuah rencana pengembangan obyek daya tarik wisata. Rencana pengembangan ini dimaksudkan selain berfungsi bagi kepentingan pelestarian dan konservasi juga diharapkan untuk memajukan pariwisata Kabupaten Karanganyar dan diharapkan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I mampu menjadi contoh bagi pengembangan TAHURA di daerah lain. Dengan adanya usaha peningkatan fungsi menjadi Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I diharapkan disamping dapat tercapainya optimalisasi fungsi kawasan hutan, juga dapat mengendalikan kerusakan hutan dan dapat menampilkan fungsi lain yang kehadirannya benar-benar dirasakan oleh masyarakat dan Kabupaten Karanganyar.

Tujuan Penelitian
1.      Untuk mengetahui potensi pariwisata dan pelestarian alam yang dimiliki oleh Tahura K.G.P.A.A Mangkunegoro I yang dapat dikembangkan untuk eduwisata.
  1. Penelitian ini mencoba untuk mengungkap lebih dalam tentang potensi yang masih bisa dikembangkan di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I untuk mengoptimalkan fungsi pelestarian, pendidikan.
3.      Untuk mengetahui stakeholder-stakeholder yang terlibat dalam kegiatan pariwisata di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I

Manfaat Penelitian
1.      Penelitian ini diharapkan mampu memberikan sumbangan pemikiran terkait demi kemajuan kabupaten Karanganyar dalam bidang pariwisata.
2.      Penelitian ini juga diharapkan menjadi rekomendasi bagi pihak-pihak terkait untuk pengembangan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I.
3.      Diharapkan bahwa TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I dapat menjadi contoh penerapan eduwisata bagi TAHURA di daerah lain.
4.      Sebagai satu-satunya Taman Hutan Raya yang berada di Jawa Tengah, diharapkan dengan penelitian ini mampu menjadikan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I sebagai obyek wisata iconic di Karanganyar pada khususnya dan Jawa Tengah pada umumnya.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Eduwisata
Eduwisata merupakan alternatif dalam mewujudkan pengelolaan pariwisata yang sustainable. Dewasa ini sudah banyak negara yang mengadopsi konsep wisata ini karena dipandang sebagai kegiatan yang selain mendidik, mempunyai nilai tambah serta memberikan benefit terhadap kehidupan sosial ekonomi masyarakat lokal (Anthony dalam Ojoa & Yusofu, 2013). Selain itu penerapan eduwisata dalam sebuah rancangan ODTW juga turut berkontribusi terhadap peningkatan mutu modal masyarakat lokal seperti sosio-kultur dan atitut dalam menjalankan bisnis pariwisata (Asnar dan Ahmadian, 2013). Wisata edukasi didefinisikan oleh Ritchie et al (2003) di dalam Managing Educational Tourism sebagai kegiatan atau aktivitas wisatawan dalam bentuk perjalanan (menginap) dengan tujuan untuk memperoleh pendidikan dan pembelajaran sebagai bagian dari perjalanan mereka, baik itu merupakan tujuan utama maupun tujuan tambahan.
Eduwisata adalah sebuah wadah penyedia media pembelajaran bagi wisatawan. Atraksi-atraksi serta objek-objek yang berada di dalam domain eduwisata sangat mendukung para wisatawan yang datang dengan tujuan ingin memperoleh banyak pengetahuan. Eduwisata juga dapat didefinisikan sebagai sebuah program bagi para pelajar yang potensial untuk berpindah ke sebuah lokasi tertentu dengan tujuan mempelajari pengetahuan baru yang berhubungan dengan disiplin mereka (Bodger dalam Asnar & Ahmadian, 2013). Di banyak negara, metode pembelajaran dengan menggunakan eduwisata sebagai salah satu media bisa dikatakan efektif (Smith, 2013). Eduwisata terdiri dari beberapa sub-tipe wisata seperti ekowisata, wisata heritage, wisata yang berbasis komunitas lokal (rural tourism) dan student exchange antara institusi pendidikan (Ankomah & Larson, 2012). 



Marketing  ODTW
Marketing atau pemasaran merupakan ujung tombak dari usaha peningkatan ekonomi masyarakat lokal melalui pariwisata. Di dalam pemasaranlah bagaimana kemudian suatu produk wisata itu bisa diukur keberhasilannya secara ekonomi. Sama halnya dengan pengelolaan lingkungan serta pengelolaan hal lainnya, dalam pemasaran juga dibutuhkan adanya sebuah manajemen yang baik. Penetapan harga, menentukan posisi dalam menjaring pasar, serta kemampuan dalam bermitra dengn pihak lain, merupakan sebagian syarat yang harus dikuasai pihak manajemen. Selain itu juga, diperlukan kecakapan dalam memanfaatkan teknologi dan informasi sebagai media promosi.
Berikut adalah unsur pemasaran 4-P dalam teori marketing mix oleh Neil Borden (1950).
The-4-Ps-of-Marketing

















BAB III
METODE PENELITIAN



Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah adalah penelitian deskriptif-kualitatif. Menggunakan deskriptif-kualitatif dikarenakan dalam penelitian ini berusaha untuk mengungkapkan keadaan sebagaimana adanya. Hasil penelitian ini ditekankan pada pemberian gambaran secara obyektif tentang keadaan yang sebenarnya dari obyek yang diteliti.

Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian merupakan obyek yang menjadi fokus penelitian. Dalam penelitian ini, yang menjadi lokasi penelitian adalah Lokasi penelitian adalah di Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I, Dukuh Sukun, Desa Berjo, Kecamatan Ngargoyoso, Kabupaten Karanganyar, Provinsi Jawa Tengah.

Metode Penarikan Sampel
Metode Penarikan sampel yang digunakan oleh penulis adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah mengambil sampel dengan cara menentukan key informant atau informasi kunci yang dipandang paling tepat sebagai sumber data sesuai dengan permasalahan yang diteliti. Hal ini berarti memilih informan yang dianggap mengetahui permasalahan secara mendalam dan dapat dipercaya untuk menjadi sumber data (H.B. Sutopo, 2002:56). Informan kunci dalam penelitian ini adalah Bapak Lilik selaku staff Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I.

Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data untuk penelitian ini adalah sebagai berikut :


Tabel 3.1
Teknik Pengumpulan Data
Data
Metode
Atraksi
Observasi langsung di lapangan
Amenitas
Aksesibilitas
Infrastruktur
Profil Pengunjung
Pencatatan/ dokumentasi dari literatur-literatur yang terkait, seperti : jurnal, tulisan ilmiah, hasil penelitian yang sudah ada .
Deskripsi Wilayah TAHURA
Manajemen dan SDM
Wawancara langsung dengan salah satu staff pengelola TAHURA

Promosi dan Pemasaran
Sumber Dana Pembiayaan
Kepemilikan
Prosedur atau Perijinan

Data yang didapatkan dari keseluruhan proses kemudian dipaparkan secara deskriptif kualitatif.

Validitas Data
Menggunakan trianggulasi data, dimana peneliti menggunakan sumber data yang berbeda-beda di dalam penelitian sehingga sumber data yang satu dan yang lainnya dapat melengkapi untuk kemudian dapat dibandingkan dan diuji. Misalnya, membandingkan data hasil pengamatan dan wawancara atau membandingkan wawancara satu dengan wawancara lainnya.

Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan tiga tahapan, yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan simpulan dan verifikasi. 

BAB IV
PEMBAHASAN

Profil Obyek Daya Tarik Wisata (ODTW)
Kondisi Geografis
Secara geografis Taman Hutan Raya “Ngargoyoso” terletak diantara 7°37’14.45204” LS - 7°38’32.4036” LS dan 111°07’57.0898” BT - 111°08’59.1103” BT.
Batas-batas TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I meliputi :
Sebelah Utara                : Berbatasan dengan Desa Munggur dan Petak 8
Sebelah Timur                : Berbatasan dengan Hutan Lindung Lawu Utara
Sebelah Barat                : Berbatasan dengan petak 12
Sebelah Selatan            : Berbatasan dengan Dukuh Plalar, Dukuh Pancot,       
                                     dan Dukuh Tengklik.
peta-administratif2 ngargoyoso
Gambar 4.1
Peta Administratif Kabupaten Karanganyar


Kondisi Topografis
Di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I memiliki topografi berbukit dan terjal, dengan ketinggian tempat berkisar antara 1.000-1.640 di atas permukaan laut. Memiliki rata-rata hujan tahunan 267,8 mm, mempunyai tipe iklim C berdasarkan klasifikasi iklim F.G Schmidt dan JHA. Ferguson. Ini berarti bahwa TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I termasuk daerah agak basah, dengan perbandingan antara rata-rata bulan kering dengan rata-rata bulan basah (Q) sebesar 0,4500, dengan suhu rata-rata 23° C.

peta topografi ngargoyoso
Gambar 4.2
Peta Topografi Ngargoyoso, Karanganyar

Kondisi Demografis
Berdasarkan data monografi Desa tahun 2006, jumlah penduduk di Desa Berjo sebanyak 5.573 orang yang meliputi 2.801 orang laki-laki (50,26%) dan 2.772 orang perempuan (49,74%). Secara keseluruhan jumlah penduduk laki-laki lebih banyak dari perempuan, dengan perbandingan rasio jenis kelamin 98,96%. Mayoritas penduduk Desa Berjo, berprofesi di bidang sektor pertanian (agraris).

Karakteristik Obyek Daya Tarik Wisata (Kekuatan-Kelemahan Atraksi)
Secara umum kebijakan pengelolaan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I adalah :
1.      Pengelolaan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I memiliki keterkaitan yang erat dengan obyek-obyek wisata sekitarnya, sehingga dalam pengembangannya merupakan satu kesatuan sistem dalam satu paket wisata.
2.      Pengelolaan dan pengembangan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I diusahakan tidak menimbulkan pengaruh negatif terhadap sistem ekologi lingkungan disekitarnya dan dilaksanakan berdasarkan prinsip-prinsip konservasi sumberdaya alam serta berwawasan lingkungan hidup.
3.      Pengelolaan dan pembangunan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I memiliki interaksi yang kuat dengan masyarakat sekitar kawasan, oleh karena itu partisipasi aktif masyaakat sangat dibutuhkan demi menjaga dan memelihara keutuhan kawasan obyek.
Atraksi utama yang ditawarkan oleh Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I adalah ekosistem hutan dan keanekaragaman flora – fauna. Berdasarkan observasi dan pengamatan yang dilakukan, maka berikut ini merupakan kelebihan dan kelemahan yang dimiliki oleh TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I, Kabupaten Karanganyar.

Kekuatan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I
1.    Hutan yang masih asri dan alami
_DSC0064
Gambar 4.3
Kondisi TAHURA yang asri dan alami

2.    Daya tarik wisata alam yang spesifik (pemandangan yang indah, udara yang sejuk, suasana yang nyaman) dan keanekaragaman flora dan fauna yang sangat potensial
3.    Adanya beberapa objek wisata pendukung yang berada di sekitar TAHURA yang sudah dikenal lebih dahulu
4.    TAHURA dapat dicapai dengan mudah dan nyaman
_DSC0016
Gambar 4.4
Kondisi jalan menuju TAHURA

5.    Kehidupan masyarakat setempat yang masih memegang tradisi dan ramah
6.    Tersedianya fasilitas pendukung kegiatan wisata seperti rumah makan, penginapan/homestay, dan lain-lain
_DSC4482
Gambar 4.5
Salah satu homestay yang ada di TAHURA

7.    Tanggapan masyarakat setempat yang positif terhadap rencana pengembangan TAHURA
8.    Adanya keinginan masyarakat untuk ikut berpartisipasi aktif dalam pengelolaan
9.    Adanya dukungan dari berbagai pihak yang berkepentingan dengan kelestarian kawasan hutan
10.     TAHURA K.G.P.A.A memiliki 51 spesies tumbuhan berguna dari 63 spesies tumbuhan yang ada di TAHURA (Arimukti, 2013). Kegunaan tumbuhan tersebut yaitu : 30 spesies sebagai tumbuhan obat, 21 spesies sebagai bahan bangunan, 20 spesies sebagai tumbuhan pangan, 17 spesies sebagai penghasil tali, kerajinan, dan anyaman, 10 spesies sebagai pakan ternak, 9 spesies sebagai tumbuhan penghasil kayu bakar, 6 spesies sebagai tumbuhan penghasil warna, 12 spesies sebagai tanaman hias, 5 spesies sebagai tumbuhan aromatik, dsb.
11.     Terdapat keanekaragaman fauna, seperti : Elang Bido (Spilornis cheela), Elang jambul hitam (Ictinaetus malayensis), Elang Belalang (Michrohierax fingillarius), Kijang (Muntiacus muncak), Kera abu-abu ekor panjang (Macaca facikularis) dan Landak (Hystrix brachyura), Macan Tutul (Panthera pardus), Kera Abu-Abu Ekor Panjang (Macaca fascicularis), Kijang (Muntiacus muncak), dsb.

Kelemahan yang dimiliki TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I :
1.    Dari segi fungsi dan manfaat
Sesuai dengan fungsinya, TAHURA dapat dimanfaatkan untuk keperluan; penelitian, ilmu pengetahuan, pendidikan, kegiatan penunjang budidaya, pelestarian budaya, pariwisata dan rekreasi, tetapi sampai saat ini baru fungsi pariwisata dan rekreasi yang bisa diperoleh dari TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I.
2.    Dari segi manajemen pengelolaan
Sampai saat ini TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I belum dikelola secara optimal, hal ini disebabkan berbagai hal, antara lain belum ada badan yang khusus menangani dan dukungan dana baik dari APBN maupun APBD yang belum memadai. Pengelolaan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I saat ini ditangani salah satu seksi di Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah, hal ini menjadikan pengelolaan yang ada kurang optimal karena beban kerja yang terlalu besar, seharusnya ditangani oleh sebuah badan tersendiri.
3.    Kurangnya atraksi yang mendukung TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I sebagai pusat pelestarian alam: Perlu ditambahkan atraksi yang berhubungan dengan edutourism.

Karakteristik Pasar
Pasar yang sudah datang
Karakteristik wisatawan yang dominan yang datang berkunjung ke Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunagoro  I berdasarkan hasil penelitian tahun 2007  dijelaskan dalam tabel berikut ini :
Tabel 4.1
Karakteristik wisatawan yang dominan datang berkunjung ke Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I

Jenis Kelamin
Laki – Laki (66%), Wanita (34%)
Usia
<25 o:p="" tahun="">

Pekerjaan
Pelajar/ Mahasiswa
Asal
Karanganyar
Bentuk Kunjungan
Kelompok kecil (berdua)
Motivasi Kunjungan
Rekreasi
Sumber Informasi
Teman/ Saudara

 Sumber : Pramono, 2007
Pasar Potensial
Segmen pasar yang dianggap potensial dan dapat mendukung kegiatan konservasi dan edukasi di TAHURA K.G.P.A.A. Mangkunagoro I adalah Peneliti, Ahli Konservasi, Komunitas Pecinta Alam, Komunitas Fotografer, Pelajar dan Mahasiswa, Wisatawan Umum, Arkeolog.






Analisis Kekuatan dan kelemahan komponen eksternal  Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I
Tabel 4.2
Analisis Kekuatan dan Kelemahan Faktor-Faktor Eksternal Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I

No
Komponen
Kekuatan
Kelemahan
1
Amenitas & infrastruktur
-       Didalam kawasan TAHURA sudah terdapat berbagai fasilitas sebagai kawasan wisata.
-       Situasi lingkungan yang mendukung, kondusif, nyaman baik lingkungan kawasan wisata, masyarakat, alam, budaya maupun lingkungan fisik buatan, dapat menjadi pemacu pengembangan, Keamanan di Taman Hutan Raya Mangkunegoro I.
-       Kenyamanan lingkungan merupakan faktor yang sangat penting didalam pengembangan Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mngkunegoro I
-       Fasilitas yang sudah ada Taman Hutan raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I kurang terawat.
-       Kontruksi ubin bangunan yang sering mengembun.
-       Banyaknya penggunaan bahan bangunan yang tidak ramah lingkungan.

2
Aksesibilitas
Jalan menuju kawasan  Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mngkunegoro I sudah beraspal halus sehingga nyaman untuk berkendara.
-      Batas pengaman dipinggir jalan belum ada.
-      Terdapat banyak tikungan tajam.
-      Minimnya papan penunjuk arah menuju kawasan Taman Hutan raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I.
-      Lampu penerangan yang belum memadai terutama di malam hari cukup berbahaya
3
Manajemen & SDM
Tersedianya  SDM baik dari kepegawaian maupun masyarakat sekitar yang aktif berpartispasi.

-      Kurangnya wawasan dan pengetahuan tentang pariwisata sehingga Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I kurang berkembang menjadi kawasan wisata.
-      Tidak adanya pegawai yang berlatar belakang pariwisata.
4
Promosi & pemasaran
Kawasan taman hutan raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I berada di sebelah candi sukuh sehingga orang mudah mengetahuinya.
Kurangnya informasi atau promosi Taman Hutan Raya melaui elektronik. Selama ini promosi hanya dilakukan secara konvensional.

5
Sumber-sumber dana pembiayaan
Sember pendanaan utama dari pemerintah provinsi.
Minimnya dana yang didapat secara mandiri.
6
Lain-lain (kepemilikan, peralatan, prosedur, perijinan)
Taman hutan raya dikelola oleh pemerintah provinsi.
Rumitnya birokrasi dalam mengelola taman hutan raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I.

Konsep Besar Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW)
Taman Hutan Raya (TAHURA) merupakan salah satu kawasan pelestarian alam yang memiliki fungsi utama sebagai kawasan perlindungan flora dan fauna, serta sebagai sarana untuk kegiatan pendidikan, penelitian, dan kegiatan wisata alam. Oleh karena itu, konsep besar pengembangan obyek dan daya tarik wisata (ODTW) adalah konsep pengembangan wisata edukasi di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I.
Pengembangan Aktivitas Wisata
Potensi yang dimiliki oleh TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I sebenarnya sudah sangat mendukung untuk dilakukan pengembangan di bidang wisata edukasi. Hanya diperlukan  pengemasan aktivitas kegiatan wisata yang tepat agar konsep wisata edukasi dapat berjalan sesuai dengan prinsipnya. Kegiatan pengembangan aktivitas wisata yang direncanakan berupa :
1.    Paket Wisata Jungle School
Sasaran pasar paket wisata Jungle School diutamakan kepada pelajar dan mahasiswa, namun tidak menutup kemungkinan bagi wisatawan umum yang ingin menikmati paket Jungle School. Kegiatan Jungle School merupakan kegiatan wisata yang dapat dilakukan baik dalam kelompok kecil maupun kelompok besar, namun dalam prakteknya tetap harus memperhatikan konsep visitor management nya. Jika jumlah rombongan dalam kegiatan ini cukup besar, peserta dapat dibagi menjadi beberapa kelompok kecil. Fungsi pembagian kelompok ini adalah untuk menjaga daya dukung lingkungan TAHURA agar tidak melebihi kapasitasnya.
Gambar 4.6
Ilustrasi Kegiatan Jungle School


2.    Paket Wisata Trekking
TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I memiliki banyak daya tarik wisata menarik di dalamnya, baik itu berupa situs sejarah, sendang, air terjun, dan keindahan pemandangan alam. Letak daya tarik wisata tersebut tersebar di seluruh lokasi TAHURA sehingga perlu dibuat paket wisata trekking untuk memudahkan wisatawan saat akan melakukan trekking di dalam TAHURA. Paket wisata dapat dibedakan menjadi 3 jenis yaitu : short, medium, dan long. Pembagian ini berdasarkan pada durasi waktu yang diperlukan untuk aktivitas trekking. Semakin lama durasi perjalanan maka semakin banyak daya tarik wisata yang dapat dikunjungi.
_DSC4515
Gambar 4.7
Kegiatan Trekking di TAHURA
3.    Kegiatan Fotografi
Komunitas fotografer dikenal sebagai komunitas yang memiliki keahlian dalam mengabadikan sesuatu dengan menggunakan kamera. Keberadaan komunitas fotografer yang datang berkunjung ke sebuah obyek wisata biasanya mampu menarik wisatawan lain untuk datang ke obyek wisata tersebut. Besarnya pengaruh komunitas fotografi terhadap kegiatan promosi TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I merupakan sesuatu yang harus diperhitungkan. Peluang yang harus ditangkap adalah menemukan spot-spot terbaik di dalam TAHURA yang memiliki keunikan dan tantangan tersendiri bagi komunitas fotografer sehingga mereka merasa tertarik dan tertantang untuk datang ke TAHURA.
Gambar 4.8
Iilustrasi Kegiatan Fotografi

4.    Kegiatan Bird Watching
TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I memiliki keanekaragaman hayati burung (aves) yang cukup tinggi. TAHURA ini memiliki 34 jenis spesies burung yang masing-masing memiliki daya tarik tersendiri baik itu dari suara maupun keindahan bulunya (Nurwidiati, 2003). Kegiatan bird watching bukan hanya kegiatan yang dilakukan untuk sekedar mengikuti hobi saja namun juga dapat digunakan sebagai sarana edukasi.
Gambar 4.9
Kegiatan Bird Watching di TAHURA

5.    Mengadakan Berbagai Event di TAHURA
Event yang direncanakan akan diadakan di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I ini merupakan event-event yang berkaitan dengan lingkungan hidup. Kemudian event-event tersebut akan diadakan secara rutin dan menjadi kalender tetap setiap tahunnya. Event yang kami rencanakan akan bertepatan hari-hari peringatan lingkungan hidup, seperti :
·           22 April – Hari Bumi
·           Jum’at Terakhir Bulan April – Hari Penanaman Pohon
·           22 Mei -  Hari Biodiversitas Dunia
·           05 Juni – Hari Lingkungan Hidup Sedunia PBB
·           Senin Pertama di Bulan Oktober : Hari Habitat Dunia PBB
·           21 November – Hari Pohon
·           11 Desember – Hari Gunung Sedunia

Pengembangan Amenitas di TAHURA
Adanya sarana-sarana pendukung di dalam sebuah obyek wisata dapat mempengaruhi tingkat kepuasan wisatawan. Beberapa jenis sarana pendukung yang akan dibangun untuk mendukung kegiatan wisata khususnya wisata edukasi, antara lain adalah :
1.    Fasilitas di Blok Pemanfaatan
Zona pemanfaatan merupakan blok di dalam TAHURA yang didalamnya dapat dilakukan kegiatan pemanfaatan kawasan dan potensi dalam bentuk kegiatan penelitian, pendidikan, dan wisata alam. Dukungan terhadap kegiatan-kegiatan tersebut adalah diperbolehkannya adanya pembangunan sarana dan prasarana pengelolaan, penelitian, pendidikan, dan wisata alam (pondok wisata, bumi perkemahan, caravan, penginapan remaja, usaha makanan dan minuman, sarana wisata tirta, angkutan wisata, wisata budaya, dan penjualan cendera mata) yang dalam pembangunannya harus memperhatikan gaya arsitektur daerah setempat (Kaharuddin dan Novitri, 2006).
Sarana-sarana pendukung yang akan dibangun, antara lain adalah :
a)        Rumah Makan/ Resto dengan konsep rumah pohon

Gambar 4.10
Ilustrasi Bangunan Rumah Makan
b)        Fasilitas Kesehatan/ Klinik
Fasilitas kesehatan merupakan sarana pendukung yang sangat penting yang harus ada di sebuah obyek wisata, terutama pada obyek-obyek wisata yang memiliki tingkat bahaya relatif tinggi. Kondisi TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I relatif masih alami dan memiliki medan yang cukup berbahaya bagi wisatawan pemula, sehingga perlu dibagun sebuah fasilitas kesehatan atau klinik kecil. Adanya fasilitas kesehatan di sebuah obyek wisata dapat mempengaruhi wisatawan dalam mengambil keputusan untuk berwisata, terutama bagi wisatawan yang menginginkan standar keselamatan berwisata yang cukup tinggi.
c)        Area Parkir Ramah Lingkungan
d)       Showroom Cinderamata

2.    Fasilitas dan Sarana pendukung :
a)    Alat peraga flora dan fauna sebagai sarana edukasi
b)   Leaflet tentang ekosistem di TAHURA
c)    Peralatan Virtual Reality (VR)

3.    Fasilitas di Jalur Trekking
Beberapa sarana pendukung yang perlu dibangun di jalur trekking, yaitu :
a)        Peta lokasi TAHURA
b)        Papan penunjuk arah
c)        Papan petunjuk jenis pohon
d)       Papan informasi pada atraksi wisata pendukung
e)        Handi Talkie dan alat komunikasi di lapangan

Pengembangan Infrastruktur
Infrastruktur yang ada di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I dapat dikatakan sudah cukup lengkap, seperti ketersediaan toilet, musholla, kantor pengelola, loket retribusi,dan homestay. Namun kondisi infrastruktur tersebut masih kurang terawat. Hal yang perlu menjadi perhatian pada upaya pengembangan infrastruktur adalah bagaimana cara merawat dan menjaga kondisi infrastruktur agar selalu bersih dan dalam kondisi baik. Kondisi infrastruktur yang kurang terawat dapat mempengaruhi kepuasan wisatawan.
Gambar 4.11
Kondisi Musholla di TAHURA


Gambar 4.12
Kondisi Toilet di TAHURA

Pengembangan Aksesibilitas
Kondisi jalan menuju TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I sudah cukup baik, jalan terbuat dari aspal dan lebar jalan memungkinkan untuk dilewati dua mobil, selain itu bus pariwisata juga bisa melewati jalan ini. Angkutan umum menuju TAHURA ini juga tersedia meskipun jumlahnya tidak terlalu banyak dan waktu beroperasinya relatif masih singkat. Meskipun begitu, masih terdapat beberapa kekurangan pada aksesibilitas sehingga perlu dilakukan pembangunan. Pembangunan yang harus dilakukan untuk memperbaiki kualitas aksesibilitas yaitu :
a)         Menambah fasilitas penerangan jalan di sepanjang jalan menuju TAHURA.
b)        Pemasangan pagar pengaman di sepanjang jalan menuju TAHURA.

Promosi dan Pemasaran TAHURA
Kegiatan promosi dan pemasaran dalam pariwisata merupakan kegiatan yang penting karena pengembangan atraksi wisata yang optimal sekalipun jika tidak disertai dengan upaya promosi dan pemasaran tentu tidak akan dapat mendatangkan banyak wisatawan. Berdasarkan pengamatan dan pencarian informasi yang sudah kami lakukan, upaya promosi dan pemasaran yang dilakukan oleh pengelola staff TAHURA masih dapat dikatakan belum optimal. Media informasi yang dapat kami jumpai hanya berupa website resmi yang didalamnya terdapat video tentang kondisi TAHURA dan blog milik TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I, namun sayangnya website tersebut belum dikelola secara maksimal.
Informasi tentang TAHURA ini juga dapat diperoleh dari website resmi Dinas Kehutanan Provinsi Jawa Tengah dan juga dari blog-blog milik pribadi yang mereview tentang TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I. Minimnya media informasi yang digunakan untuk mempromosikan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I ini membuat keberadaan TAHURA ini menjadi kurang dikenal oleh masyarakat umum.
Oleh karena itu diperlukan upaya-upaya promosi seperti :
1.      Memperbaiki website
2.      Promosi melalui media sosial
3.      Promosi melalui media cetak
4.      Menawarkan paket wisata Jungle School ke sekolah-sekolah
5.      Bekerjasama dengan biro perjalanan
6.      Mengadakan event yang berkaitan dengan lingkungan hidup
7.      Memperluas pangsa pasar
8.      Mengikuti pameran/exhibition

Manajemen dan Sumber Daya Manusia (SDM) Pengelola TAHURA
Faktor Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan faktor yang memiliki peranan penting dalam upaya pengembangan pariwisata karena pada dasarnya pembuatan konsep-konsep pengembangan pariwisata membutuhkan SDM yang memang ahli di bidangnya, begitu pula pada saat proses kegiatan wisata dilakukan. Adapun rincian SDM yang diperlukan untuk pengembangan wisata edukasi di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I adalah sebagai berikut :
1.    Ahli Pariwisata
2.    Ahli Konservasi
3.    Ahli Teknologi dan Informasi
4.    Arsitek
5.    Pemandu wisata yang berkualitas

Visitor Management
            Konsep wisata yang akan dibangun di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunagoro I adalah wisata edukasi dengan segmen utama adalah pelajar dan mahasiswa. Jika bentuk kunjungan dilakukan dalam jumlah besar, perlu diadakan pengaturan atau manajemen pengunjung. Wisatawan yang datang jumlah besar harus dibagi-bagi menjadi kelompok-kelompok kecil. Pada saat melakukan kegiatan wisata edukasi, kelompok-kelompok kecil ini akan melakukan rangkaian kegiatan secara bergantian dan sebaiknya tidak melakukan seluruh rangkaian kegiatan secara bersamaan. Hal ini disebabkan karena konsep wisata yang digunakan adalah wisata edukasi yang bersifat memberikan pengetahuan baru, jika jumlah peserta dalam sebuah kelompok terlalu banyak maka kegiatan wisata yang diharapkan mampu bersifat edukatif tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Setelah melalui proses pengumpulan data baik data primer maupun data sekunder yang kami peroleh dengan wawancara dengan Staff pengelola TAHURA Bapak Lilik, pengamatan dan observasi langsung di Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I, Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah serta dokumentasi melalui studi pustaka dari literatur dan referensi yang sudah ada, maka dapat kami simpulkan hal-hal berikut ini :
1.        Taman Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunegoro I yang terletak di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah merupakan satu-satunya Taman Hutan Raya yang berada atau dimiliki oleh Jawa Tengah. TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I juga berada langsung di bawah Perum Perhutani Dinas Kehutanan Jawa Tengah.
2.        TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I, menyimpan banyak potensi dan kekayaan flora-fauna serta ekosistem di dalamnya. Dengan potensi yang sedemikian tingginya, maka akan lebih baik jika fungsi TAHURA dikembalikan untuk edukasi dan konservasi bukan hanya rekreasi semata.
3.        Adanya atraksi pendukung seperti Situs Cemoro Bulus, Situs Cemoro Pogo, dan Air Terjun Parang Ijo membuat atraksi wisata di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I menjadi lebih bervariasi.
4.        Adanya dukungan dari pihak terkait, hal ini tentu merupakan modal yang besar dalam pengembangan sebuah ODTW.

Saran
            Sebuah kawasan obyek dan daya tarik wisata, tidak cukup hanya memiliki keindahan alam saja. Tanpa pengelolaan dan manajemen yang baik, niscaya obyek dan daya tarik tersebut tidak akan bertahan lama. Untuk menghindari hal tersebut, maka ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk pengembangan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I :
  1. Pemanfaatan lahan TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I sebagai salah satu ODTW masih sangat bisa dimaksimalkan. Dengan demikian pengembangan ODTW ini kedepannya akan sangat memberikan multiplier-effect bagi para stakeholder pengelola, tidak terkecuali masyarakat lokal yang merupakan salah satu pemangku kepentingan.
  2. Masuknya masyarakat lokal sebagai partisipator pengelolaan kawasan serta pendukung pengembangan industri pariwisata di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I merupakan salah satu misi yang harus dipegang oleh.
  3. Pembinaan, pelatihan dan pendidikan SDM pengelola di TAHURA K.G.P.A.A Mangkunegoro I adalah hal yang sangat mendesak. SDM memegang peranan yang sangat besar dalam keberhasilan sebuah ODTW.
DAFTAR PUSTAKA


Arimukti, Septiani Dian. 2013. Keanekaragaman Tumbuhan Berguna di Taman
Hutan Raya K.G.P.A.A Mangkunagoro I Jawa Tengah. Skripsi. Departemen Konservasi Sumber Daya Hutan dan Ekowisata. Fakultas Kehutanan Institut Pertanian Bogor : Bogor

Asnarulkhadi Abu dan Ahmadian, Maryam. 2013. Educational Tourism in Malaysia: Implications for Community Development Practice. Universiti Putra Malaysia : Malaysia.

Ojoa, Bello Yekinni. & Yusofub, Raja Nerina Raja. 2013. Edutourism : International Student’s Decision Making Process In Selecting A Host University In Malaysia. Universiti Putra Malaysia : Malaysia.

Pramono, Bambang Doso. 2007. Kajian Daya Dukung Taman Hutan Raya (TAHURA) Ngargoyoso Terhadap Pengunjung. Tesis. Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada : Yogyakarta.

Ritchie, B.W., Carr, N., Cooper, C. 2003. Managing Educational Tourism.

Smith, Athena. 2013. The role of educational tourism in raising academic standards. African Journal of Hospitality. Hillsborough Community College : Florida.

Sutopo, HB. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif Dasar Teori dan Terapannya dalam Penelitian. Surakarta : Sebelas Maret University Press.
 http://business-fundas.com/ diakses pada Selasa, 8 Juli 2013 pukul 20.00 WIB 

P.s : tulisan ini berawal dari tugas mata kuliah pengembangan ODTW dan selanjutnya diadaptasi untuk keperluan lomba karya ilmiah inovatif Karanganyar 2014 dan berhasil menduduki juara 3.. 















Tidak ada komentar: