Yogyakarta, 30 Desember 2014
Seusai menonton film ini, begitu keluar dari bioskop saya tidak kecewa dan ada sedikit keinginan untuk kembali menonton film ini lagi.
bohong, jika ketika melihat iklan dari film ini saya tidak teringat dengan crouching tiger hidden dragon (film silat dari Hongkong tahun 2001 yang juga memperoleh nominasi best picture di Academy Award tahun 2001).
ekpetasi pada saat saya ingin menonton film pendekar tongkat emas, adalah ingin melihat perbedaan film ini dengan crouching tiger hidden dragon (bukan membandingkan).... tidak adil juga jika membandingkan dua film ini...
jaminan nama besar mira lesmana, riri riza, ifa sang sutradara, serta deretan nama besar aktor dan aktris yang mendukung film ini menjadi jaminan, kalo film ini wajib mengisi list tontonan kita di akhir tahun.
dan well, selain menggunakan koreografer dari hongkong, asli banyak banget part yang bikin keinget ama crouching tiger hidden dragon..
kostumnya, dramanya, bahkan gerakan-gerakan silatnya..... #entahlah...
digadang-gadang sebagai sebuah film silat, terasa masih jauh jika dibandingkan crouching tiger hidden dragon (yang asli fenomenal banget itu film terutama ketika adegan pertarungan di pohon bambu)...
adegan silat di film ini, masih terasa biasa, hanya pada ending ketika dara-elang vs biru-gerhana, terasa lebih hidup...
saya bukan pecinta film laga yang berdarah-darah seperti the raid, sehingga dapat saya katakan, aksi pertarungan pada film ini, masih nyaman untuk dikonsumsi...
dari sisi cerita, tidak ada yang istimewa dari film ini, masih menggunakan formula lama, tapi ya well. itu termaafkan,..
dari segi kostum pemain : jujur sangat menganggu, ketika kostum yang digunakan langsung membuat saya teringat kembali dengan crouching tiger hidden dragon (sama model kostumnya... tolong ini film indonesia apa hongkong)...
segi setting : setting tempat, waktu bisa diapresiasi, niat banget set up tempat di Sumba.. dan film ini menyajikan satu lagi keindahan lokasi di Indonesia, Sumba (indonesia memang indah)
scoring : perpaduan aransemen ny erwin gutawa dan suara2 asli penduduk Sumbe, asli bikin merinding...
soundtrack : well,... setelah melihat film ini, soundtrack yang dibawakan oleh Anggun : Fly, My Eagle baru bener2 terasa maknanya ..
adegan laga : cuman bingung, apa tidak ada adegan laga yang asli indonesia yang mampu diangkat untuk film ini, kenapa harus bergaya kungfu-kungfu dan mendatangkan koreografer dari Hongkong? apa silat Indonesia dan koreografer Indonesia tidak mampu atao bagaimana??? entahlah
akting pemain : yeeh dengan nama-nama besar seperti Nicholas Saputra, Reza Rahardian, Christine Hakim, dll tidak perlu diragukan film ini, tapi kualitas akting yang cukup mencuri perhatian adalah pemeran Angin (gila ini bocah)..
untuk teknik-teknik lain, saya kurang ngerti dan cuman itu yang bisa saya koment..setidaknya film ini patut diapresiasi karena pengerjaannya tidak maen-maen....
dan pembelajaran tentang makna kehidupan juga dapat banget dari film ini....
yang diceritakan pada film ini, adalah hal-hal yang dapat kita jumpai pada era sekarang.
keserakahan, keinginan berkuasa, keinginan menjadi pemenang....
banyak hal dari film ini yang membuat kita berkaca dengan relaitas kondisi sekarang..
dan saya begitu puas, jika menonton sebuah film yang tidak hanya tontonan tapi tuntunan dan dapat menimbulkan pembelajaran bagi kita sebagai manusia..
Angin : yang berjiwa besar, walaupun bisa dan mampu belum tentu ingin memperoleh kesempurnaan, tetapi yang berjiwa kerdil walupun tidak bisa dan tidak mampu akan berusaha untuk memperoleh kesempurnaan itu...
Cempaka : gua persilatan adalah lorong panjang yang gelap, namun pada ujungnya akan ada cahaya.. hanya saja kita tidak tahu cahaya itu ancaman atau harapan
Dan saya masih mau nonton film ini untuk kedua kalinya... ahahahahaiiii.....
4 star untuk film ini
Tidak ada komentar:
Posting Komentar